Menampilkan 157 - 162 dari 438 Artikel
By greatnusa • 2 Februari 2023
Perencanaan karir adalah upaya nyata meraih kesuksesan karir di masa depan. Yuk, cari tahu juga pengertian, tujuan, serta contohnya sebagai berikut di sini!
Mempunyai karir bagus adalah impian banyak orang. Hanya saja, tidak sedikit orang yang mengaku tidak puas dan bahkan tak menyukai pekerjaannya. Alhasil, dia menyelesaikan tugas harian sekadar untuk memenuhi kewajiban sebagai karyawan. Situasi ini terjadi karena banyak orang tak menyadari bahwa perencanaan karir adalah aspek penting yang perlu menjadi perhatian serius.
Perencanaan karir dapat membantu kamu mencapai tujuan dalam memperoleh pekerjaan impian. Namun, apakah kamu benar-benar memahami pengertian perencanaan karir, tujuan, serta contohnya? Kalau ingin membekali diri dengan pengetahuan tersebut sebagai bekal masa depan, simak pembahasan lengkapnya sebagai berikut, ya.
Dalam pengertiannya, perencanaan karir merupakan proses yang perlu kamu lalui dalam upaya mencapai tujuan karir yang diinginkan. Proses serta tahapan yang perlu kamu lakukan dalam perencanaan karir beragam, meliputi identifikasi, perencanaan, serta pelaksanaan.
Penyusunan perencanaan karir harus disertai dengan persyaratan pendukung yang memadai agar bisa terwujud. Persyaratan tersebut mencakup banyak aspek, termasuk di antaranya adalah prestasi kerja, latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, kompetensi jabatan tertentu, bobot pekerjaan, dan lain sebagainya.
Dalam praktiknya, perencanaan karir adalah proses yang berkelanjutan dan tidak pernah berhenti. Keberadaannya dapat membantu proses belajar dan pengembangan diri dalam upaya meraih karir yang diinginkan.
Lewat career planning, kamu tak hanya bisa mencapai keberhasilan dalam bidang karir profesional. Namun, kamu juga akan memperoleh manfaat lain dalam mengembangkan kepribadian secara personal.
Dalam proses perencanaan karir, ada beberapa tahapan yang perlu kamu lakukan, yaitu:
Tahap pertama yang perlu kamu lakukan dalam proses career planning adalah self assessment atau melakukan penilaian terhadap diri sendiri. Lakukan evaluasi secara menyeluruh dan mencakup banyak aspek, termasuk di antaranya adalah passion, personal trait, kebutuhan keuangan, work style, latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, dan lain-lain.
Dalam proses ini, kamu harus tahu hal seperti apa saja yang menimbulkan ketenangan dalam pikiran. Di waktu yang sama, kenali pula hal-hal yang bisa mengganggu pikiran kamu. Dengan begitu, kamu bisa mengetahui modal yang dimiliki dalam upaya mencapai karir cerah di masa depan.
Langkah selanjutnya adalah melakukan riset karir potensial yang sesuai dengan value kamu. Ada banyak cara yang dapat kamu lakukan dalam proses riset tersebut. Kamu dapat memanfaatkan internet, melakukan wawancara kepada pekerja di sektor industri yang diminati, ataupun mengikuti program magang kerja atau menjalani kerja paruh waktu.
Apa pun metodenya, upaya riset yang kamu lakukan akan memberi gambaran secara singkat tentang karir potensial yang diinginkan. Kamu dapat mengetahui tugas serta tanggung jawab yang perlu dijalankan ketika menjalani karir tersebut.
Setelah melakukan riset, kamu dapat mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing karir potensial. Kamu pun dapat menggunakan data tersebut sebagai upaya untuk menentukan pilihan karir yang akan dijalani.
Dalam prosesnya, kamu perlu memperhatikan berbagai faktor, termasuk di antaranya adalah potensi pendapatan, tingkat kenyamanan, persaingan untuk mendapatkan karir tersebut, dan lain sebagainya.
Saat melakukan identifikasi karir, kamu bisa melakukannya tidak terbatas hanya pada satu opsi karir. Kamu bisa pula menyiapkan pilihan karir alternatif. Keputusan tersebut dapat kamu sesuaikan dengan situasi yang dihadapi serta opsi karir yang dimiliki.
Tahap yang terakhir adalah penentuan tujuan karir. Kamu perlu memiliki tujuan jangka pendek dan panjang. Keberadaan tujuan tersebut dapat membantu kamu untuk bisa tetap fokus dalam meniti karir. Selain itu, kamu perlu menguraikan langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Hal yang perlu kamu catat, pastikan bahwa tujuan yang diinginkan bersifat konkrit. Kamu juga perlu menambahkan timeline untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan begitu, kamu bisa melakukan evaluasi ketika mengalami kegagalan dan secepatnya melaksanakan perbaikan.
Baca Juga: Apa Itu Personal Branding dan Bagaimana Cara Meningkatkannya?
Kamu mungkin berpikir kalau karir bagus di masa depan bisa didapatkan tanpa perlu menyusun perencanaan karir. Namun, kamu perlu tahu bahwa penyusunan perencanaan karir memiliki tujuan penting, yaitu:
Tujuan pertama dari career planning adalah mencapai kepuasan pribadi berkaitan dengan karir. Bahkan, kepuasan pribadi merupakan salah satu bentuk tujuan akhir dari upaya perencanaan karir. Kepuasan tersebut pun dapat memunculkan perasaan bahagia dan membuat seseorang tidak mengalami kesulitan dalam menjalankan pekerjaannya.
Tujuan selanjutnya dari perencanaan karir adalah mendapatkan pemahaman terhadap kekuatan serta kelemahan masing-masing. Kamu tidak akan bisa membangun perencanaan karir dengan baik tanpa disertai dengan kesadaran terhadap diri sendiri atau self awareness.
Kamu juga akan memperoleh tujuan perencanaan karir berupa pemanfaatan waktu dan usaha yang efisien. Perencanaan dapat membantu kamu dalam memilih dan menentukan karir secara sistematis. Bukan berlandaskan pada trial error yang bakal membuang banyak waktu serta tenaga.
Adanya perencanaan dapat membantu kamu memperoleh karir yang tepat di masa depan. Kamu pun bisa menjalani karir tersebut dengan lebih nyaman dan dapat menjalankan pekerjaan dengan penuh tanggung jawab.
Tujuan terakhir, kamu dapat menyusun rencana karir dengan mempertimbangkan personality traits. Karir yang bersesuaian dengan personality traits memberikan berbagai manfaat, termasuk di antaranya adalah:
Baca Juga: Butuh Motivasi Dalam Bekerja? Ini 6 Jenis Motivasi yang Perlu Diketahui
Seperti yang sudah disebutkan, perencanaan karir harus disertai dengan tujuan konkret jangka pendek dan panjang. Kamu pun perlu mencantumkan langkah-langkah untuk mencapainya. Biar lebih jelas, simak contohnya sebagai berikut:
Tujuan karir jangka panjang: menjadi redaktur senior di portal berita terkemuka
Upaya jangka pendek untuk mendukung pencapaian tujuan jangka panjang:
Langkah Awal Meniti Karir
Pengembangan Diri
Peningkatan Pengalaman
Dari contoh perencanaan karir sederhana tersebut, kamu dapat menetapkan tujuan karir secara jelas. Kamu pun dapat memonitor pencapaian karir disertai dengan tindakan untuk mencapai tujuan karir tersebut.
Baca Juga: Perbedaan Pemimpin dan Kepemimpinan Dalam Dunia Kerja
Sampai di sini, kamu sudah dapat memahami pentingnya perencanaan karir. Bahkan, perencanaan karir adalah langkah awal yang perlu kamu lakukan dalam upaya meraih kesuksesan karir profesional di masa depan.
Tak lupa, kamu perlu melengkapi perencanaan karir tersebut dengan bekal kemampuan yang sesuai. Kamu pun dapat membekali diri dengan berbagai keahlian dengan berpartisipasi dalam kursus online di GreatNusa.
Banyak pilihan kursus yang bisa kamu ikuti sesuai dengan minat masing-masing. Yuk, raih kesuksesan karir bersama GreatNusa!
By greatnusa • 3 Februari 2023
Jiwa kepemimpinan adalah hal yang dapat dilatih. Temukan caranya, mulai dari ingin belajar hingga memahami diri sendiri, di artikel berikut ini.
Melansir dari laman Forbes, jiwa kepemimpinan adalah proses pengaruh sosial ketika satu orang dapat memaksimalkan usaha orang lain untuk menggapai tujuan bersama. Kepemimpinan ini tidak ada hubungannya dengan pangkat maupun atribut pribadi.
Bahkan, orang yang disebut “pemimpin” pun tidak selalu memiliki karakteristik yang menunjukkan bahwa dirinya adalah pemimpin. Sekadar memiliki karisma saja tidak cukup; mereka yang ditunjuk untuk menjadi pemimpin harus memiliki sifat-sifat kepemimpinan seperti yang diulas di bawah ini.
Menjadi orang yang ditunjuk menjadi pemimpin memang bukan perkara mudah. Namun, beberapa karakteristik jiwa kepemimpinan ini bisa diterapkan ketika menjadi seorang pemimpin.
Individu yang dipercaya untuk memimpin sebuah tim harus mampu bersinergi dan menciptakan sinergi dalam tim tersebut. Ia juga harus bisa mengajak setiap anggota tim untuk selalu terlibat dalam kemajuan tim. Dengan kata lain, jangan sampai ada anggota yang tak ikut berkontribusi atau tak tahu bagaimana caranya memberikan kontribusi dalam pekerjaan.
Pemimpin harus memiliki kapabilitas dalam mengenali potensi dari setiap anggotanya. Misalnya, karyawan A lebih cocok untuk divisi pemasaran, si B lebih cocok di departemen uji kualitas, si C lebih memiliki kemampuan untuk memimpin proyek berikutnya, dan lain sebagainya.
Apabila seorang pemimpin mampu bersinergi, menciptakan sinergi, sekaligus mampu mengenali dan menggali potensi setiap anggotanya, maka orang tersebut sudah pantas menduduki posisi sebagai pemimpin.
Akan tetapi, sebelum menggali potensi orang lain, seorang pemimpin harus terlebih dahulu mengetahui potensi diri sendiri. Pada dasarnya, tak ada yang lebih memahami dirimu selain kamu sendiri. Kamu harus menyadari bahwa kamu memiliki potensi yang bisa kamu gunakan untuk membantu menggali potensi orang lain.
Berani mengakui kesalahan diri sendiri, bahkan kesalahan anak buah, merupakan bagian dari jiwa kepemimpinan yang kuat.
Apabila terbukti melakukan kesalahan, sebagian orang biasanya langsung menimpakan kesalahan tersebut pada orang lain. Umumnya, anak buahlah yang paling apes dalam situasi seperti ini.
Beberapa pemimpin merasa ‘kehormatannya’ tidak boleh ternoda oleh kesalahan sedikit pun, apalagi kesalahan tersebut dilakukan oleh anak buahnya sendiri. Alhasil, anak buahlah yang harus menanggungnya. Bila perlu, mereka harus bersedia dikorbankan seperti dicopot dari jabatannya.
Berani mengakui kesalahan sebenarnya adalah bentuk akuntabilitas seorang pemimpin. Kesediaan untuk memberikan penjelasan, bahkan sebelum diminta, bisa membantu memulihkan ataupun meningkatkan kepercayaan anak buah pada pemimpin.
Orang dengan karakteristik kepemimpinan seperti ini juga tidak akan kehilangan rasa hormat karena bersedia mengakui bahwa ia telah berbuat salah. Sebaliknya, pemimpin akan kehilangan penghargaan dari orang lain jika tidak mau mengakui kesalahan, bahkan malah menimpakan kesalahan pada orang lain.
Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda, termasuk saat mendengar kata “pemimpin” dan “boss”. Kata “boss” selalu identik dengan individu yang memiliki kecenderungan mengatur orang lain. Biasanya, mereka memiliki rasa tanggung jawab yang kecil, bahkan tak jarang melimpahkan semua pekerjaan kepada anak buahnya.
Baca Juga: 8 Perbedaan Bos dan Leader yang Perlu Kamu Ketahui
Sementara itu, kata “pemimpin” biasanya identik dengan sosok atasan yang mengayomi bawahannya. Namun, tak semua pemimpin seperti itu. Bahkan, sering kali ada pemimpin yang justru menjadi “boss” di mata karyawan mereka.
Seorang pemimpin memang harus rutin mengawasi kinerja anak buahnya demi memastikan proyek berjalan sesuai dengan perencanaan. Namun, bukan berarti hal ini bisa dijadikan lampu berlagak sok menyuruh dan mengatur segala hal.
Pemimpin yang ideal harus paham bagaimana caranya membimbing dan mengawasi kinerja karyawan. Tentunya, tanpa membuat anak buah merasa terlalu dikontrol dan masih memiliki ruang untuk senantiasa berkembang. Menumbuhkan karakteristik kepemimpinan seperti ini bisa dimulai dengan mendelegasikan tanggung jawab sesuai dengan kemampuan setiap orang.
Menjadi pemimpin yang ideal mengharuskan individu untuk bersikap dan berpikiran terbuka atas semua aspirasi yang ada. Begitulah cara kerja pemimpin yang sesungguhnya. Terlebih lagi, saat harus menemukan ide-ide kreatif nan solusional, tentu dibutuhkan sebuah eksperimen sederhana.
Bayangkan saja bila seorang pemimpin tak mau belajar mendengarkan aspirasi anak buahnya. Maka, sudah pasti ia akan menjadi sosok atasan menyebalkan yang tak pernah absen dari perbincangan karyawannya.
Tak hanya sekadar mau mendengarkan aspirasi saja, seorang pemimpin juga harus pro-aktif dalam mencari serta menerima umpan balik (feedback). Umpan balik berguna untuk mengetahui apakah hal yang selama ini diterapkan sudah sesuai atau belum.
Sebagai contoh, sebagai pemimpin sebuah departemen di perusahaan, kamu menerapkan kebijakan jam masuk kerja baru. Jam kerja diubah dari jam 7 pagi menjadi jam 8 pagi untuk mengurangi kemungkinan karyawan terlambat. Kamu perlu mendapatkan umpan balik dari setiap karyawan untuk melihat apakah kebijakan tersebut sudah berjalan dengan semestinya atau belum.
Apakah pegawai merasa senang dengan kebijakan baru tersebut? Apakah masih ada yang terlambat? Apakah pekerjaan menjadi jauh lebih produktif? Seorang pemimpinlah yang mampu menyimpulkan semua itu.
Pemimpin yang baik merupakan pemimpin yang selalu menghargai orang lain. Apabila seorang pemimpin ingin dihargai oleh orang lain, termasuk dalam hal ini adalah anak buahnya, maka ia wajib juga menghargai mereka.
Menghargai kinerja anak buah bisa dalam bentuk apa pun. Ada yang berbentuk moneter maupun non-moneter, bersifat langsung maupun tidak langsung. Pemberian penghargaan sangat krusial karena bisa membantu meningkatkan produktivitas. Selain itu, penghargaan tersebut juga bisa berupa mempertahankan pegawai berprestasi agar tetap loyal terhadap perusahaan.
Untuk bisa memiliki karakteristik seorang pemimpin yang baik seperti di atas, kamu perlu melatih jiwa kepemimpinanmu. Membangun, melatih, dan mengembangkan jiwa kepemimpinan bisa dilakukan dengan beberapa cara seperti di bawah ini.
Menumbuhkan jiwa kepemimpinan bisa dimulai dengan memiliki kemauan untuk mempelajari hal-hal baru. Pasalnya, pengetahuan dan wawasan yang luas bisa memengaruhi seseorang saat harus memimpin orang lain. Makin luas wawasan seseorang, makin baik pula cara ia memimpin dan berhadapan dengan banyak orang.
Menjadi seorang pemimpin mengharuskan seseorang untuk bisa menyampaikan visi, maksud, harapan, dan tujuan pada orang lain secara gamblang. Untuk menjadi komunikator handal, seorang pemimpin harus meningkatkan komunikasi verbal, non-verbal, maupun kemampuan mendengarkan orang lain.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Interpersonal Skill dalam Organisasi
Butuh waktu dan usaha keras untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan. Salah satunya adalah dengan memahami kelebihan dan kelemahan diri sendiri. Begitu seseorang menyadari kemampuannya, ia bisa memanfaatkannya untuk lebih memupuk jiwa kepemimpinan dalam dirinya.Sekarang bisa dipahami bahwa jiwa kepemimpinan adalah produk dari pengaruh sosial. Kunci utama mengembangkan bibit-bibit kepemimpinan adalah dengan memiliki kemauan untuk mencoba hal-hal baru. Salah satunya adalah dengan mengikuti pelatihan beragam skill yang bisa memperkaya kepemimpinanmu bersama GreatNusa. Tunggu apa lagi, saatnya bergabung dengan GreatNusa!
Perbedaan machine learning dan deep learning memang kompleks. Namun, semua itu bisa dipahami dengan mudah dengan mengenali lima poin yang membedakannya berikut.
Mengenal perbedaan machine learning dan deep learning adalah penting, terutama jika kamu ingin terjun ke dunia artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Keduanya jelas berbeda meskipun saling berkaitan. Penasaran apa yang membedakan deep learning dan machine learning? Yuk, simak penjelasannya secara lebih lengkap di bawah ini!
Machine learning atau dalam bahasa Indonesia berarti pembelajaran mesin, pertama kali dikenalkan pada tahun 1959 oleh Arthur Samuel, ahli komputer asal Negeri Paman Sam.
Secara harfiah, machine learning didefinisikan oleh Samuel sebagai cabang ilmu komputer yang secara khusus mempelajari bagaimana sebuah mesin mampu menyelesaikan masalah tanpa harus diprogram secara eksplisit.
Machine learning sendiri dikembangkan berdasarkan berbagai disiplin ilmu seperti penggalian data (data mining), statistika, dan matematika. Adapun algoritma yang digunakan meliputi reinforcement learning, semi-supervised learning, unsupervised learning, dan supervised learning.
Setiap algoritma memiliki cara kerjanya masing-masing, tetapi intinya adalah untuk mengolah data yang masuk. Program machine learning kemudian akan mengambil kesimpulan sesuai dengan rangkaian data yang dianalisis. Hasil kesimpulan selanjutnya digunakan untuk menyelesaikan tugas dari program tersebut dengan cara paling efisien.
Kemampuan tersebut menjadi pembeda utama antara mesin yang sengaja diprogram untuk melakukan tugas tertentu dan mesin yang belajar. Mesin yang memiliki kemampuan untuk mempelajari sesuatu mampu menyelesaikan tugas secara lebih dinamis.
Baca Juga: Pengertian Supervised Learning dalam Machine Learning
Deep learning adalah metode penerapan machine learning yang menggunakan jaringan nalar buatan untuk meniru cara kerja otak manusia. Menggunakan algoritma sebagai ‘neuronnya’, deep learning mampu menentukan dan menganalisis karakteristik suatu rangkaian data.
Program deep learning dirancang dengan kemampuan yang jauh lebih kompleks dari machine learning. Hal ini ditujukan agar program tersebut mampu mempelajari, mengolah, dan mengklasifikasikan rangkaian data.
Setiap algoritma dalam jaringan nalar buatan memiliki kapabilitas untuk menganalisis berbagai dimensi data. Sebab itu, kesimpulan yang dihasilkan oleh model deep learning relatif lebih tepat dan rinci.
Algoritma yang diterapkan pada satu jaringan nalar dibagi ke dalam sejumlah lapisan dan dengan tugas yang berbeda-beda. Umumnya, satu jaringan dibagi menjadi lapisan input dan lapisan output.
Lapisan input berfungsi menampung rangkaian data mentah seperti teks, audio, atau gambar. Sementara itu, lapisan output berfungsi menampilkan kesimpulan dari penelitian data. Selain kedua lapisan ini, masih ada sejumlah lapisan tersembunyi lainnya. Umumnya, lapisan tersebut memiliki fungsi menganalisis dan kategori data berdasarkan referensi.
Lalu, bagaimana cara kerja lapisan-lapisan tersebut? Misal, kamu menggunakan model deep learning untuk mengklasifikasikan gambar serangga. Katakanlah kamu mengunggah gambar capung, program deep learning secara otomatis akan mencocokkannya dengan gambar lain pada referensi data.
Program lalu akan mencari kesamaan dari gambar yang sudah kamu unggah dengan kategori yang sudah dikenali oleh program tersebut. Jika program deep learning menemukan adanya kesamaan, maka lapisan output akan menarik kesimpulan bahwa gambar tersebut adalah gambar capung.
Baca Juga: Pengenalan Machine Learning untuk Pemula
Nah, sekarang kamu sudah tahu apa itu machine learning dan deep learning. Keduanya merupakan dua bagian penting dari AI yang acap kali dianggap serupa. Untuk lebih memahami perbedaan keduanya, berikut beberapa poin yang membedakannya:
Perbedaan machine learning dan deep learning bisa dilihat dari penggunaan algoritmanya. Program machine learning menggunakan algoritma untuk mengurai data, mempelajari data, dan membuat keputusan berdasarkan data yang telah dipelajari.
Sementara itu, deep learning menggunakan susunan algoritma yang berlapis-lapis untuk menciptakan “jaringan nalar buatan”. Jaringan ini membuat program deep learning memiliki kemampuan untuk mempelajari data dan membuat keputusan sendiri.
Program machine learning hanya mampu menganalisis data yang terstruktur. Sementara itu, deep learning mampu menganalisis data yang tidak terstruktur seperti gambar, video, maupun audio. Keduanya juga memiliki performa mengolah data yang berbeda, terutama saat jumlah data terus meningkat.
Algoritma pada deep learning tidak memiliki kemampuan untuk secara maksimal mengolah data dalam jumlah kecil. Ini karena algoritma yang diterapkan dalam program deep learning sengaja dirancang untuk mengolah data dalam jumlah banyak saja. Sementara itu, algoritma pada machine learning mampu menganalisis data dalam jumlah kecil.
Attribute engineering (rekayasa fitur) mengacu pada proses pemilihan dan transformasi variabel menggunakan machine learning atau deep learning saat menciptakan model analisis prediktif. Prosesnya sendiri melibatkan analisis data, pengaplikasian aturan praktis, dan juga penilaian.
Attribute engineering memang cukup rumit. Tujuannya sendiri adalah untuk mengurangi kompleksitas sebuah data dan membuat keseluruhan struktur data lebih mudah dipahami oleh algoritma.
Dalam hal ini, hanya machine learning yang membutuhkan rekayasa fitur, sedangkan deep learning sama sekali tidak membutuhkannya. Dengan kata lain, beberapa fitur kemungkinan bisa saling berkaitan saat proses analisis machine learning dilakukan.
Adanya fitur-fitur yang saling berkaitan bisa membuat hasil analisis tidak akurat. Oleh sebab itu, penting untuk mengatur fitur pada analitik machine learning.
Baca Juga: Unsupervised Learning: Pengertian, Jenis, dan Contoh
Butuh perangkat keras kelas atas untuk menjalankan program deep learning. Selain itu, mesin yang digunakan juga harus memiliki kemampuan mumpuni untuk mengolah data dalam jumlah besar. Pasalnya, tipe pembelajaran ini bisa bekerja secara optimal jika data yang diolah banyak.
Sementara itu, program machine learning cukup membutuhkan mesin kelas menengah atau bahkan kelas bawah untuk mengolah data secara optimal. Lalu, mengapa deep learning membutuhkan perangkat yang jauh lebih berat?
GPU (Graphics Processing Unit) merupakan salah satu kebutuhan program deep learning. GPU menjadi bagian integral karena deep learning harus melakukan multiplikasi matriks yang jumlahnya tidak sedikit. Oleh sebab itulah, butuh GPU yang mumpuni untuk menjalankan model deep learning.
Selain beberapa poin di atas, perbedaan antara machine learning dan deep learning juga bisa diketahui melalui penerapannya. Pengaplikasian kedua sub-bidang kecerdasan buatan ini dapat dengan mudah untuk ditemui. Bahkan tanpa kamu sadari, beberapa contoh penerapannya sudah kamu gunakan dalam aktivitas sehari-hari.
Contoh paling umum dari penerapan model machine learning adalah sistem rekomendasi pada e-commerce. Algoritma machine learning akan menganalisis data produk yang sebelumnya kamu cari untuk memberimu rekomendasi serupa. Dengan begitu, kamu tidak perlu repot-repot mencari produk yang kamu inginkan secara manual.
Contoh lain dari penerapan machine learning adalah asisten virtual seperti Google Assistant, Alexa, Cortana, dan Siri. Produk AI ini digunakan untuk memberikan informasi sesuai dengan perintah pengguna.
Ada pula teknologi chatbot yang serupa dengan asisten virtual. Teknologi ini umumnya digunakan untuk mendapatkan wawasan pelanggan agar perusahaan bisa memperbaiki strategi bisnisnya dan meningkatkan pengalaman pengguna.
Sementara itu, penerapan deep learning bisa ditemukan pada fitur face unlock di smartphone. Fitur ini berfungsi untuk membuka kunci pada gawai dengan mendeteksi wajah pengguna. Contoh lain yang baru-baru ini diterapkan adalah sistem tilang otomatis.
Algoritma pada sistem tilang tersebut dirancang untuk secara otomatis mengenali pelanggaran saat berkendara seperti tidak mengenakan helm, melanggar lalu lintas, kedaluwarsa, dan lain sebagainya.
Nah, itu tadi pembahasan seputar perbedaan machine learning dan deep learning. Butuh ketekunan untuk mempelajari kedua sub-bidang dari kecerdasan buatan tersebut. Pembelajaran bisa kamu lakukan dari berbagai sumber seperti mengikuti kursus daring bersama GreatNusa untuk mendapatkan pembelajaran yang terperinci dan mudah dipahami.
Apa itu UI dan UX? UI dan UX merupakan salah satu kunci sukses dalam bisnis yang melibatkan teknologi digital. Baca informasi selengkapnya di sini.
Dalam mengembangkan aplikasi atau website bisnis, penting untuk memperhatikan UI dan UX. Namun, apa itu UI dan UX? Apa saja komponen penting di dalamnya? Apa peran UI dan UX dalam bisnis?
Bagi mereka yang sudah lama berkecimpung dalam bisnis digital, mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah UI dan UX. Tetapi, bagi para pebisnis yang baru saja terjun di dunia bisnis digital atau sedang bertransformasi menuju teknologi digital tentu kurang familiar dengan istilah tersebut. Oleh karena itu, penting untuk membaca artikel ini hingga tuntas.
Apa itu UI dan UX? UI atau User Interface, merupakan tampilan atau visual desain sebuah sistem, aplikasi, atau halaman web. UI merupakan jembatan penghubung yang membuat pengguna berinteraksi dengan produk di dalam sistem, aplikasi, atau website. Oleh karena itu, agar menarik dan meningkatkan kepuasan pengguna, tampilan UI harus indah serta mudah digunakan.
Sedangkan UX atau User Experience merupakan proses menciptakan suatu produk berdasarkan pengalaman pengguna. Dengan demikian, produk yang dihasilkan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pengguna. Pengalaman menyenangkan yang dialami pengguna, akan menjadi indikator kenyamanan dan kemudahan saat menggunakan produk tersebut.
Dari kedua pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa UI merupakan bagian dari UX. Jadi, untuk meningkatkan kepuasan pengguna, dibutuhkan kombinasi UI dan UX yang baik.
Baca Juga: UI UX Designer : Pengertian, Workflow, dan Keterampilan yang Harus Dimiliki
Layout, tema, ikon, animasi yang tampil pada produk, tombol, tipografi, dan visual interaktif lainnya, merupakan komponen dari IU. Oleh karena itu, tidak heran jika keindahan dan kemudahan pengguna menjadi fokus dalam pembuatan desain UI.
Jika komponen UI fokus pada visual produk, maka komponen UX fokus pada fitur-fitur dalam produk tersebut. Jadi, komponen UX ini meliputi aspek visual design, aspek interaksi pengguna, struktur desain, cara menggunakan produk, copywriting konten, dan branding.
Ketika membuat sistem, aplikasi atau website, UI dan UX merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya saling berkaitan dalam memberikan pengalaman interaksi terbaik bagi pengguna. Berikut kolaborasi komponen UI/ UX yang bisa mendorong pengguna untuk berinteraksi dengan website atau menggunakan aplikasi:
Segala bentuk informasi yang ditampilkan harus memiliki struktur. Oleh karena itu, diperlukan adanya informasi arsitektur ini. Dalam mengorganisir komponen ini, berikut metode yang dibutuhkan:
Metode ini berpusat pada teori psikologi, di mana dalam pembuatan elemen setiap aplikasi atau website mengedepankan fungsionalitas dan penyusunannya.
Metode ini menekankan proses pendistribusian informasi ke dalam beberapa menu, sehingga memudahkan pengguna untuk memahami dan mengingat dengan baik setiap informasi tersebut.
Metode ini mengedepankan tindakan pengguna dalam mengorganisir informasi. Contoh, fitur sorting pada website atau aplikasi yang ditujukan untuk menemukan produk berdasarkan spesifikasi tertentu.
Desain dan interaksi dalam aplikasi atau website merupakan dua hal yang saling berkaitan. Desain website atau aplikasi tidak hanya sekedar indah, tetapi juga menarik interaksi pengguna. Interaksi tersebut, antara lain menggeser, menekan, atau klik fitur maupun tombol. Interaksi inilah yang nantinya digunakan untuk mengukur behavior (kebiasaan) pengguna.
Ukuran kegunaan dalam desain UI/ UX ini dinilai dari mudah tidaknya penggunaan website atau aplikasi tersebut, serta tepat tidaknya desain klik atau button dengan maksud dan tujuan pembuatannya. Hal ini karena setiap desain memiliki fungsi atau kegunaannya masing-masing.
Komponen penting selanjutnya adalah prototype berupa wireframe. Komponen yang disusun akan dijadikan layout dan diserahkan kepada tim pengembang untuk selanjutnya diproses ke dalam software.
Desain visual dibuat dari hasil wireframe. Pada komponen ini, UI/ UX Designer akan menambahkan atau mengubah style, warna, font, dan perubahan lain yang dibutuhkan. Fungsi komponen ini untuk memberi gambaran jelas mengenai desain website atau aplikasi.
Dalam pembuatan desain visual ini, sebaiknya dilakukan dengan konsisten. Terlebih dalam penggunaan huruf, warna, bentuk tombol, maupun letak tombol atau fitur. Tujuannya, agar pengguna tidak bingung dan mudah menemukan apa yang dicari.
Baca Juga: Peran UI/ UX Untuk Meningkatkan Daya Saing Bisnis
Dianggap sebagai salah satu kunci sukses sebuah produk, berikut peran penting dan manfaat UI/ UX dalam bisnis:
Membuat produk yang sesuai dengan kebutuhan pengguna, tentu akan mendatangkan peminat ke website atau aplikasi. Dengan fokus pada UX, maka kamu bisa membuat produk dengan fitur yang sesuai kebutuhan pengguna.
Tampilan website atau aplikasi yang buruk dan sulit digunakan, tentu akan ditinggalkan oleh pengguna. Sebagian orang akan memilih untuk meninggalkan website atau uninstall aplikasi. Sebaliknya, tampilan yang menarik dan mudah digunakan akan membuat pelanggan puas dan bertahan dengan website atau aplikasi tersebut.
Pelanggan yang puas dengan tampilan atau fitur dalam website maupun aplikasi, tentu akan bertahan dan kembali berkunjung. Selain itu, proses penyelesaian yang mudah ketika menggunakan website atau aplikasi, akan menarik pengunjung untuk melakukan pembelian. Secara tidak langsung, kondisi ini akan meningkatkan penjualan bisnis.
Baca Juga: Merancang Prototyping Desain UX bagi Pemula
Agar desain UI/ UX website atau aplikasi terlihat menarik di mata pengguna, berikut tips penggunaan UI/UX yang tepat dalam bisnis:
Saat membuat desain UI/ UX sebuah website atau aplikasi, tempatkan diri kamu dalam sudut pandang pengguna. Dengan demikian, preferensi pengguna saat mengakses website atau aplikasi bisa kamu jadikan pertimbangan.
Untuk mengenali audiens atau pengguna, kamu dapat melakukan riset UI/ UX user (pengguna) perusahaan kompetitor.
Ketika membuka sebuah website atau aplikasi, tentu pengguna ingin mengakses fitur tertentu. Dalam proses ini, pengguna akan merasa nyaman ketika desain dalam fitur tersebut mudah dipelajari dan digunakan. Kemudahan akses ini akan mendorong mereka untuk kembali berkunjung dan menggunakan website atau aplikasi kamu.
Tipografi akan menarik pengguna untuk mengeksplor website atau aplikasi lebih jauh. Oleh karena itu, buat tulisan yang menarik, namun tetap sederhana, ringkas, dan mudah dipahami.
Dibanding harus scrolling terus menerus, sebaiknya tambahkan tombol yang bisa menarik pengguna untuk mengakses lebih banyak fitur.
Tata letak yang sederhana, tetapi memiliki ikon, warna, huruf, serta gambar yang jelas dan menarik akan lebih disukai pengguna.
Ketika membuat desain UI/ UX, pastikan pengguna memahami fitur atau tombol dalam website atau aplikasi tanpa perlu menekan tombol bantuan. Tempatkan fitur atau tombol tersebut pada tempat yang mudah ditemukan pengguna.
Baca Juga: 3 Dimensi Brand Image yang Harus Dipahami
Untuk konten yang panjang, tambahkan pilihan “Lanjut” atau “Sembunyikan”. Dengan begitu, pengguna tidak menghabiskan waktu untuk konten yang tidak mereka cari atau inginkan.
Setelah desain selesai dibuat, lakukan uji coba pada beberapa orang. Pastikan setiap desain fitur atau tombol mudah dipahami dan digunakan.
Saran atau masukan dari orang lain tentu akan membantu kamu memberikan pandangan dan pendapat dari sudut pandang yang berbeda. Ini dapat membantu kamu dalam menentukan desain yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Demikian penjelasan mengenai apa itu UI dan UX beserta komponen maupun perannya dalam bisnis. Ilmu mengenai UI dan UX ini juga bisa kamu dapatkan dengan mengikuti kursus daring di GreatNusa. Di sini ada banyak tenaga profesional yang akan membantumu belajar.
Fungsi dari desain user interface adalah membuat pengunjung situs atau pengguna aplikasi merasa nyaman dan betah. Bagaimana cara kerjanya? Baca dalam artikel ini.
Pernahkah kamu langsung meninggalkan sebuah situs atau menutup aplikasi karena tampilannya yang kurang menarik dan membingungkan? Hal ini bisa terjadi karena situs atau aplikasi tersebut memiliki desain user interface yang buruk. Padahal, seharusnya fungsi dari desain user interface adalah membuat pengunjung situs atau pengguna aplikasi merasa nyaman dan betah.
Apa itu user interface dan bagaimana kerjanya pada sebuah situs atau aplikasi agar pengunjung tidak langsung kabur? Simak penjelasan berikut.
User interface merupakan tampilan visual sebuah aplikasi, website, hardware, atau software yang menentukan respon pengguna ketika berinteraksi dengan produk-produk tersebut. Jika dianalogikan sebagai sebuah rumah, maka halaman depan, pintu utama, dan jendela yang terlihat adalah user interface rumah tersebut.
Tampilan user interface (UI) ini, merupakan gabungan dari infrastruktur informasi, konsep desain interaksi, dan konsep desain visual yang bertujuan memberi kemudahan dan kenyamanan bagi pengguna. Untuk membuat tampilan UI yang menarik ini, dibutuhkan seorang UI Designer atau UI/ UX Designer.
UI Designer atau UI/ UX Designer bertugas membuat rancangan dan mengembangkan desain tampilan awal sebuah aplikasi atau produk lainnya. Setelah itu, rancangan desain ini diserahkan ke pengembang aplikasi atau developer untuk diimplementasikan dalam kode program.
Baca Juga: Mengenal User Journey yang Penting dalam Proses Produksi
Sebagai tampilan awal sebuah aplikasi, website, software, atau hardware, fungsi dari desain user interface adalah sebagai berikut:
Tujuan utama perusahaan membuat sebuah website tentunya untuk memperkenalkan produk kepada pengunjung situs. Oleh karena itu, perusahaan perlu meningkatkan jumlah pengunjung (traffic) website. Di sini lah fungsi user interface, yaitu untuk membantu perusahaan mencapai semua tujuan tersebut.
Tampilan website yang menarik, interaktif, mudah digunakan, dan mengikuti tren terkini tentu akan memancing pengguna untuk berkunjung ke website tersebut.
Selain tampilan yang menarik, perusahaan juga perlu memperhatikan komponen penyusun tampilan muka aplikasi atau website. Perusahaan perlu memperhatikan berbagai fitur, layout, dan konten yang tersedia di halaman muka tersebut. Apakah memudahkan pengguna atau justru membingungkan pengguna ketika mengeksplor website atau aplikasi?
Apabila aplikasi atau website tersebut memudahkan pengguna dalam mencari apa yang memang dibutuhkan, maka aplikasi atau website tersebut memiliki user experience yang baik.
User interface website atau aplikasi yang jelas, dapat membuat pengunjung mengetahui dan mengingat produk atau layanan bisnis perusahaan kamu. Tampilan visual ini juga bisa menjadi ciri khas atau identitas perusahaan yang membedakannya dengan produk perusahaan lain. Sehingga, ketika melihat ciri khas tersebut, pengguna internet yang pernah berkunjung akan langsung mengingat bahwa produk tersebut merupakan milik perusahaan kamu.
Website atau aplikasi yang mudah digunakan tentunya akan membuat pengunjung datang kembali. Hal ini tentu berdampak pada branding dan pendapatan perusahaan. Ketika branding perusahaan ini berhasil, tentu keuntungan juga akan meningkat.
Selain itu, pengguna yang puas dengan produk website atau aplikasi, tentunya akan memberikan rekomendasi atau ulasan yang baik. Secara tidak langsung, hal ini akan mendatangkan pengguna baru yang bisa meningkatkan penjualan dan menambah keuntungan.
Baca Juga: Merancang Prototyping Desain UX bagi Pemula
Tampilan antarmuka memiliki peranan penting dalam memberikan pengalaman terbaik bagi pengunjung atau pengguna. Oleh karena itu, dalam proses pembuatannya, UI Designer perlu mengenal karakteristik UI dan melakukan user research maupun research competitor.
Berikut beberapa karakteristik user interface yang perlu kamu ketahui, sebelum mempelajari cara kerjanya:
Memiliki komposisi desain dan konten yang jelas merupakan salah hal penting dalam membuat desain user interface. Tujuannya, agar pengunjung mudah memahami dan berinteraksi aplikasi atau website. Selain itu, penempatan layout, konten, fitur, gambar, warna, fungsi tombol, dan komponen lain yang konsisten, juga akan memudahkan pengguna.
UI yang responsif artinya, dapat dijalankan atau dioperasikan di berbagai perangkat dan bekerja dengan cepat. Tampilan UI dapat menyesuaikan bentuk dan ukuran dari perangkat yang digunakan pengunjung website. Selain itu, ketika pengguna menekan sebuah tombol atau menu, website atau aplikasi memuat dengan cepat.
Penyajian konten dan desain yang menarik, sesuai tren terkini, juga mempengaruhi waktu kunjung pengguna website atau aplikasi. Oleh karena itu, pastikan desain UI yang ditampilkan sesuai dengan kebutuhan pengunjung.
Desain UI yang jelas memang memudahkan pengguna dan meningkatkan UX. Namun, kamu juga perlu hati-hati ketika menuliskan penjelasan pada setiap bagian website. Hindari memberikan penjelasan atau definisi panjang, karena dapat menghabiskan waktu pengguna untuk membaca. Lebih baik tulis penjelasan tersebut secara singkat dan tidak lebih dari satu kalimat.
Sedangkan terstruktur artinya, alur jalannya aplikasi mudah dipahami pengguna dengan tampilan UI yang disajikan. Tampilan UI tersebut juga dapat menjawab berbagai kebutuhan pengguna, sehingga lebih efisien dalam mencapai tujuan mereka.
Desain antarmuka yang tepat sasaran artinya sesuai dengan produk yang ditawarkan oleh website atau aplikasi. Sehingga UI yang ditampilkan dapat meningkatkan nilai jual produk tersebut.
Baca Juga: Merancang UI yang Efektif dengan Qt 5
Seiring berjalannya waktu, tampilan desain user interface perlu mengalami perubahan. Agar dapat menyesuaikan kebutuhan pengguna atau untuk memperbaiki kesalahan dari tampilan sebelumnya. Oleh karena itu, sebaiknya desain UI ini mudah diolah maupun diedit.
Setelah mengetahui karakteristik UI, selanjutnya adalah memahami cara kerja dari tampilan antarmuka ini. Berikut rangkumannya:
Sebelum membuat desain antarmuka sebuah aplikasi, software, hardware, atau website, UI Designer perlu melakukan persiapan berikut:
Setelah mengumpulkan semua informasi yang dibutuhkan, UI Designer membuat sketsa kasar dari tampilan aplikasi, website, software, atau hardware yang akan dibuat. Proses ini disebut sebagai wireframe. Sketsa yang terbentuk, nantinya akan digunakan untuk menyusun layout awal. Wireframe atau sketsa kasar ini sendiri dapat dibuat secara manual, menggunakan coretan tangan, atau menggunakan alat (tools).
Komponen yang sudah dibuat kemudian disusun ke dalam mockup. Proses ini akan memberi gambaran detail sebelum tampilan UI produk dibuat oleh developer. Adapun komponen yang ada dalam mockup ini berupa aspek desain visual, warna, gambar, dan tipografi. Dengan bantuan mockup, ide yang dituangkan oleh UI Designer akan lebih mudah dipahami oleh developer.
Prototype merupakan tahap terakhir dalam pembuatan tampilan antarmuka, sebelum benar-benar disajikan ke pengguna atau pengunjung website yang sesungguhnya. Di dalam prototype ini, berisi simulasi interaksi pengguna dengan tampilan user interface.
Setelah prototype sempurna, maka tampilan antarmuka yang telah dirancang dapat langsung diimplementasikan ke aplikasi, website, software, atau hardware. Pengunjung dapat menggunakan desain UI ini untuk menemukan produk yang mereka butuhkan.
Dari ulasan di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi dari desain user interface adalah sebagai ujung tombak sebuah website atau aplikasi untuk menarik pengguna. Pelajari cara membuat desain user interface ini di GreatNusa. Di sini kamu bisa belajar sekaligus berdiskusi mengenai user interface pada forum yang disediakan.
Tujuan user interface pada akhirnya adalah untuk mendukung user experience yang enjoyable. Dengan begitu user akan merasa nyaman sehingga menguntungkan bisnis. Simak di sini.
Sebuah desain produk digital seperti mobile app tidak akan pernah lepas dari peran UI alias user interface. Sebagai aspek yang menjadi “pintu utama” sebuah produk, tujuan user interface yang utama adalah untuk menciptakan kenyamanan bagi user terutama dari segi aspek visual. Oleh sebab itu, seorang desainer UI harus memiliki pemahaman dan keterampilan yang kuat dalam bidang komunikasi visual.
Sebenarnya, apa itu user interface?
User interface adalah antarmuka grafis yang menjadi jembatan antara user dengan sistem sebuah aplikasi sehingga user dapat mengoperasikan aplikasi tersebut. Dalam konteks yang lebih utuh, user interface merupakan bagian yang tak terpisahkan dari user experience (UX) secara keseluruhan. Mengapa demikian?
User experience merujuk pada pengalaman user saat menggunakan sebuah aplikasi. Tentunya, perusahaan mengharapkan tiap penggunanya memiliki user experience yang apik. Adapun pengalaman user dimulai dari kepuasannya dengan komposisi layout, warna, tipografi, dan elemen visual lain yang disajikan dalam sebuah produk.
UI yang mendapat penilaian baik dan dikombinasikan dengan kemudahan dan kepraktisan user dalam mengoperasikan aplikasi memungkinkan tercapainya user experience secara maksimum. Dengan demikian, user pun diharapkan merasa nyaman dan puas dalam menggunakan aplikasi sehingga mampu menjadi loyal user yang berdampak krusial bagi keberlangsungan bisnis.
Baca Juga: Merancang UI yang Efektif dengan Qt 5
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, tujuan user interface pada dasarnya adalah menciptakan kenyamanan visual bagi user sehingga dapat mewujudkan user experience yang lebih enjoyable.
Namun, sebuah user interface dalam mencapai tujuan besar tersebut memerlukan berbagai upaya dan berbagai “tujuan kecil” lainnya. Adapun beberapa tujuan sebuah desain user interface selengkapnya adalah sebagai berikut.
Seorang desainer user interface harus mampu membuat grafis yang relevan dan konsisten. Kedua aspek ini sangat berperan penting dalam memberi kemudahan navigasi pada user saat mengoperasikan aplikasi.
Seperti contoh adalah saat pembuatan ikon untuk menu. Ikon yang digunakan (termasuk jika dibuat berdasarkan ilustrasi sendiri) sebaiknya merepresentasikan fitur atau produk yang dimaksud dan mudah dipahami.
Pada aplikasi Gojek misalnya, ikon yang digunakan untuk menu GoFood adalah sendok dan garpu. Ilustrasi ini sudah cukup merepresentasikan makanan—yang tak lain merupakan fungsi dari menu GoFood sendiri untuk layanan pesan antar makanan. Pun demikian dengan ikon untuk menu lainnya seperti GoRide, GoCar, GoSend, dan lain sebagainya.
Di samping itu, konsistensi juga penting. Sebuah aplikasi sangat mungkin mengalami perubahan desain. Kendati begitu, menerapkan grafis yang konsisten akan sangat membantu user untuk mengetahui pola. Dengan begitu, ketika terjadi perubahan sekalipun, user tetap dapat memahami maksud dari simbol grafis yang digunakan.
Baca Juga: Pengenalan Komponen Dasar di Unity
Tujuan user interface yang satu ini sudah tentu mutlak. Bagaimanapun, manusia merupakan makhluk visual yang menyukai keindahan. Terlepas dari preferensi visual tiap orang berbeda-beda, ada beberapa patokan mendasar yang bisa dijadikan acuan oleh seorang desainer UI dalam memenuhi tanggung jawabnya.
Salah satunya adalah layout atau tata letak. Seorang desainer UI harus dapat membuat layout yang proporsional sehingga tidak membuat sebuah bagian “menutupi” bagian lainnya yang tak kalah penting. Sebisa mungkin, layout pun dibuat dengan desain yang sederhana sehingga tidak menimbulkan kesan “kacau” yang justru mengganggu kenyamanan user.
Di samping itu, pemilihan warna perlu diperhatikan. Selain warna utama (biasanya disesuaikan dengan karakter dari brand atau produk itu sendiri), pemilihan dan implementasi warna turunan perlu diperhatikan dengan detail. Komposisinya pun perlu dibuat konsisten sehingga tidak mengganggu visual identity yang ingin ditampilkan.
Setiap tindakan yang dilakukan user dalam sebuah aplikasi akan membuat sistem melakukan pekerjaan tertentu. Seringnya, user pun perlu mengetahui secara jelas apa yang sedang terjadi—terutama jika loading aplikasi atas sebuah perintah cukup lama.
User interface dapat menjadi solusi untuk kondisi ini. Selagi sistem memproses perintah yang diberikan oleh user, aplikasi dapat memunculkan halaman atau notifikasi status yang sedang terjadi. Seperti contoh adalah aplikasi pengiriman uang seperti Flip. Setelah user melakukan transfer, aplikasi akan memunculkan halaman yang menampilkan info bahwa aplikasi sedang memproses transaksi.
Di sisi lain, user interface juga akan memudahkan pembacaan data suatu program. Tanpa adanya user interface yang rapi dan bagus, sistem dapat melakukan tugas seperti mencari, mengurutkan, bahkan filter data dengan lebih mudah. Pasalnya, perintah tersebut telah dilakukan oleh user sehingga sistem cukup memprosesnya.
User interface yang baik akan mengurangi kesalahan user saat melakukan input data. Hal ini dapat dilakukan dengan pemilihan ilustrasi ikon yang tepat, tipografi yang pas (ukuran font yang tidak terlalu kecil dan jenis font yang simpel), perbedaan warna untuk masing-masing perintah atau menu, dan sebagainya.
Tujuan ini juga sangat didukung oleh UX writing yang diterapkan dalam desain produk. Secara sederhana, UX writing adalah tulisan-tulisan singkat (microcopy) yang terdapat di suatu produk. Seperti contoh adalah perintah “Submit”, “Order”, “Transfer”, “Click Here”, dan lain sebagainya yang berada di tombol-tombol sebuah aplikasi.
Membuat UX writing sendiri memerlukan keterampilan khusus, riset, dan pengetesan yang tidak sebentar. UX writing haruslah singkat, padat, jelas, dan memiliki empati pada user. Oleh karena kompleksnya ranah UX writing, sebuah perusahaan biasanya memerlukan satu peran khusus yang disebut UX copywriter (beberapa perusahaan juga kerap menggunakan istilah Product Copywriter).
Baca Juga: Belajar Pemrograman Java Menggunakan GUI
Pada akhirnya, tujuan user interface adalah membantu desain UX secara umum untuk meningkatkan kenyamanan user dalam menggunakan sebuah aplikasi. User interface memudahkan user untuk memahami informasi yang disajikan dan perintah apa yang harus dilakukan dengan lebih mudah.
Seperti desain UX saat membuat sebuah flow sistem aplikasi, desain UI juga memerlukan riset. Tujuannya adalah agar desain antarmuka yang diciptakan menjembatani secara tepat baik dari yang diharapkan oleh perusahaan maupun user. Semakin “klop” desain interface sebuah aplikasi dengan user, semakin besar tingkat kepuasan yang akan dirasakan oleh user tersebut.
Maka dari itu, seorang desainer UI juga perlu memiliki kemampuan untuk melakukan riset dan memahami user—sama seperti UX researcher maupun UX designer. Tentunya, beberapa keterampilan pendukung—baik hard skill maupun soft skill—dibutuhkan pula untuk memenuhi tugas sebagai seorang desainer UI yang andal.
Di GreatNusa, kamu dapat memilih dan mengikuti berbagai kursus online untuk menunjang pengalaman dan kariermu di bidang desain UI. Ada banyak topik yang relevan dengan kebutuhan industri masa kini guna mempersiapkan skillset menjadi desainer UI profesional yang bersaing. Masing-masing kursus online memiliki durasi pembelajaran berbeda sesuai kedalaman topik yang akan dibahas. Asyiknya lagi, sebagian besar kelas yang ditawarkan pun bisa kamu akses secara gratis selama satu tahun. Dengan begitu, kamu jadi makin bebas untuk belajar bersama GreatNusa dari mana saja dan kapan saja.